Senin, 14 Februari 2011

Menggapai beningnya hati



Semaraknya ummat islam untuk menata hati dan membersihkannya dari berbagai kotoran adalah sesuatu yang membanggakan. Ramainya majlis-majlis pengajian mulai dari managemen qolbu, bengkel hati, terapi dengan shalat khusu’ dan yang lainnya. Tak kalah ramainya, majalah dan bulletin disebar dengan tema-tema hati. 

Semuanya bertujuan agar para peserta pengajian dan juga pembaca bisa menangis karena dosa yang telah dilakukannya. Atau juga mendapatkan kesejukan hati dan dinginnya jiwa sebagai solusi dari ketidak tenangangan jiwa karena berbagai permasalahan duniawinya. Akan tetapi tekadang banyak diantara mereka yang tidak paham tentang berbagai masalah tauhid dan dosa-dosa besar, sehingga masih melakukan berbagai kemaksiatan dan kesyirikan karena tidak memprioritaskannya.

Adalah ahlussunnah wal jama’ah, yang mereka itu ahlul atsar dan ahlul hadist demikian juga orang yang paling mencontoh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Mereka telah membersihkan diri mereka dengan apa yang dicontohkan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam ketika membersihkan jiwa-jiwa para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Tidaklah mereka membuat satu kebid’ahan dalam membersihkan jiwa seseorang, juga tidak menempuh jalan yang menyelisihi nabi sallallahu alaihi wasallam. Mereka senantiasa melandasi setiap keyakinan, perbuatan dan lisannya dengan ilmu, tidak dengan yang lainnya. 

Cara membersihkan hati ala salaf
Adalah syaikh Dr. Ahmad Farid dalam buku beliau At tazkiyatu baina Ahlussunnah Wa As Sufiyah, menjelaskan; bahwa tazkiyatun nufush [ membersihkan hati ] yang dilakukan oleh para salaf yaitu dengan tiga hal :

Pertama : Membersihkan hati dengan meluruskan aqidah. Yaitu dengan mentauhidkan Allah Ta’ala dalam uluhiyah, rububiyah dan dalam asma’ dan sifat-Nya. Jika hati telah dipenuhi dengan tauhid yang benar dan juga menjauhi kesyirikan, maka akan terpancar dalam dirinya akhlaq yang mulia dan jiwa yang tenang.
Tidak diragukan lagi bahwa yang paling wajib jika kita akan membersihkan jiwa adalah dengan mentauhidkan Allah Ta’ala. Di dalam Al quran Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ
Sesungguhnya orang-orang musrik itu najis. [ QS. At Taubah : 28 ]

Najis disini adalah kekotoran dalam aqidah mereka serta amalan mereka. Dan najis mana lagi yang lebih besar dari pada menyembah bersamaan dengan Allah sembahan lain yang tidak memberi manfaat dan madharat, dan juga tidak memberi manfaat darinya sedikitpun ? [ Tafsir As Sa’di pada ayat tersebut ].

Sedangkan tugas yang pertama kali dilakukan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dalam membersihkan jiwa para sahabat adalah menanamkan tauhid pada jiwa-jiwa mereka. Bukan mengajak pada sabar, qona’ah, zuhud dan akhlaq-akhlaq lainnya padahal mereka masih berbuat kesyirikan. Allah ta’ala berfirman :

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (Al-Jumu’ah: 2)

Dari ayat ini jelas bahwa Rasulullah sallallah alaihi wasallam membersihkan tauhid para sahabat dari berbagai noda kekafiran dahulu sebelum dengan yang lainnya. Setelah itu mereka juga diperintahkan untuk berakhlaq dengan akhlaq-akhlaq yang mulian dan dijauhkan dari akhlaq-akhlaq yang hina. Baru kemudian diajarkan kepada mereka al quran dan as sunnah.

Dengan tahapan itulah mereka kemudian menjadi generasi yang paling paham terhadap islam. Generasi yang paling baik ahklaqnya. Dan sebagai generasi yang menjadi rujukan dari zaman-kezaman. Maka ikutilah mereka, pasti kalian akan mendapat petunjuk.

Maka apalah artinya tazkiyah dengan tangisan kepada Allah Ta’ala, dzikir yang lama, shalat yang lama ? bersamaan dengan itu dia menserikatkan Allah Ta’ala dalam kehidupannya. Apalah artinya tangisan yang dibuat-buat dibarengi dengan rajinnya ia pergi ke dukun dan tukang ramal. Dan apa artinya shalat yang khusu’ serta panjang jika diniatkan hanya untuk terapi penyakit badan yang ia alami. Dan apa artinya shadaqoh yang banyak jika hanya untuk mendapatkan kekayaan dunia semata dan tidak ada keinginnan balasan sedikitpun di akhirat. Lebih parah lagi mereka yang membersihkan diri dengan hal-hal yang dilarang Allah Ta’ala; seperti bernasyid dengan sura yang syahdu  atau juga dzikir dengan tidak jelas dan dengan menggeleng-gelengkan kapala dengan keras. Jelas ini adalah ajaran sesat yang tidak dilakukan oleh para pendahulu kita.

Mulailah pada diri kita untuk berbuat ikhlas dalam setiap amal kita. Shalat kita, shadaqoh kita serta berbagai amalan kita harus ditujukan hanya kepada Allah Ta’ala semata.  Boleh-boleh saja kita memakai wasilah amal shalih kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia. Tetapi tidak boleh kemudian berhenti pada kesenangan dunia saja tanpa ada permintaan yang lebih besar yaitu kenikmatan di akhirat kelak. 

Aqidah yang kuat disertai amal shalih pasti akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan jiwa. Sebaliknya, kemusyrikan dan penyimpangan dari syari’at Allah Ta’ala pasti akan mendatangkan kecelakaan, ketidak tenangan dan kegundahan jiwa.

Kedua : membersihkan jiwa dengan melaksanakan berbagai kewajiban dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Ini adalah tazkiyah yang wajib dilakukan setelah mentauhidkan Allah Ta’ala. Dan tidaklah ada sesuatu yang dicintai Allah Ta’ala setelah mentauhidkan-Nya kecuali melaksanakan berbagai kewajiban dan menjauhi berbagai hal yang diharamkan. Sebagaimana dalam hadist quthsi ;
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
Tidaklah hambaku mendekat padaku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari apa-apa yang telah aku wajibkan kepadanya. [ HR. Bukhori ].

Ibnu Hajar ketika mengomentari hadist ini berkata : dan bisa diambil faedah dari hadist ini bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah melaksanakan berbagai kewajiban. [ Fathul baari pada syarkh hadist tersebut ].
Maka Ahlussunnah wal jama’ah didalam membersihkan jiwa mereka setelah mentauhidkan Allah Ta’ala adalah dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang diharamkan. Artinya ia tidak akan menyibukkan dengan yang sunnah dengan meremehkan berbagai kewajiban. Berapa banyak mereka yang pergi berhaji setiap tahunnya sedangkan ia tidak pernah membayar zakat yang harus dia bayar. Diantara mereka ada yang berlomba-lomba membangun masjid, sementara mereka tidak membayar zakat mal yang harus ia tunaikan. Benarlah sa’ir yang mengatakan : Barang siapa menyibikkan yang wajib dan lupa dengan hal-hal sunnah maka ia terampuni, dan barang siapa yang menyibukkan dengan hal-hal yang sunnah dan sia lupa dengan hal-hal yang wajib maka ia tertipu.

Allah Ta’ala tidak akan menerima hal-hal yang sunnah sebelum ia mengerjakan yang wajib. Sedangkan ahlussunnah mengerjakan suatu amalan sesuai dengan prioritas amalan yang diperintahkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya sallallahu alaihi wasallam. Dan diantara perangkap setan yang dipasang untuk menjerat seorang hamba adalah menyibukkan ia dengan amalan yang tidak penting dan meninggalkan yang penting. Maka jelaslah bahwa menunaikan kewajiban lebih utama dibandingkan yang sunnah. Maka hendaknya seorang muslim menyempurnakan kewajiban-kewajibannya, setelah itu menambah dengan hal-hal yang sunnah sekemampuannya. 

Ketiga : membersihkan hati dengan amalan-amalan sunnah. Yaitu berbagai bentuk ketaatan pada Allah Ta’ala yang tidak dihukumi wajib.  Jadi, seluruh amalan yang Allah Ta’ala cintai mulai yang sangat ditenakan atau yang hanya sunnah saja, semunya menjadi sarana kita untuk membersihkan jiwa kita. Dalam hadist qutshi Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ،
Dan tidaklah hambaku senantiasa mendekat pada-Ku dengan nawafil [ amalan-amalan sunnah ] sampai aku mencintainya. [ HR. Bukhori ].

Amalan-amalan sunnah juga bisa berfungsi sebagai pelengkap amalan-amalan wajib yang belum sempurna ketika mengerjakannya. Jika shalat kita belum khusu’ dan kadang terbersit pikiran-pikiran yang tidak fokus dalam shalat kita, maka amalan sunnah dapat menyempurnakannya. Demikian pula puasa kita yang belum sempurna dalam pelaksanaannya karena masih belum bisa menahan pandangan dan ucapan yang bermanfaat, maka shaum sunnah sebagai pelengkapnya. Sebagaimana dalam hadist qutshi Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
اُنْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَتُكْمِلُ بِهِ فَرِيْضَتَهُ
Lihatlah, apakah bagi hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang melengkapi dengannya kewajibannya [ HR. Abu Daud, Baihaqi, Al Hakim ].

Inilah jalan para salaf dalam membersih jiwa mereka dari berbagai kotoran. Dan inilah jalan lurus yang diajarkan nabi kita sallallahu alaihi wasallam. Jika kita ingin selamat, maka tidak ada jalan lain kecuali harus mengikuti jalan mereka. Sedangkan berpaling dari jalan mereka entah dalam membersihkan jiwa atau dalam hal yang lainnya akan menuai kesesatan dan terlempar dari jalan yang lurus. Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita diatas jalan yang lurus. [ Amru ].

Kamis, 10 Februari 2011

Mus'ab Bin Umair: Duta Islam Yang Pertama


Betapa hebatnya mus'ab bin umair..walaupun tangan dipotong kerana memegang panji islam,dada menjadi ganti(ikutilah sirah ini) . Seseorang yang berlumur darah dan terkubur di tanah Uhud, kakinya ditutupi rumput-rumput harum, badannya hanya ditutupi sepetak kain wool yang tidak cukup menutupi seluruh tubuhnya.
Seseorang itu dulunya adalah anak kesayangan ibunya, diberi pakaian paling mahal. Harum parfumenya menyebar ketika dia berjalan. Dialah dulunya yang menjadi pembicaraan wanita-wanita Makkah, dan idola teman-temannya. Dialah seorang pemuda paling popular di kalangan kaum muda Quraish. Pemuda itu meninggalkan semua hal keduniaan itu untuk pergi memenuhi panggilan Allah dan mencari ridhaNya. 

Pemuda itu ialah Mus’ab bin Umair bin Hashim bin Abd Munaf atau yang dikenal sebagai Mus’ab al Khair.
Mus'ab yang saat itu masih muda mendengar tentang munculnya seorang nabi terpilih di kalangan kaum Quraisy. Seorang nabi yang membaca ajaran tauhid. Didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar, maka Mus'ab pun pergi menemui Nabi SAW untuk mendengar sendiri ajaran yang dibawa oleh baginda. Suatu malam, Mus'ab memutuskan untuk pergi ke rumah Al-Arqaam Ibn Al-Arqam - yang kemudian dikenal dengan Daar al Arqaam di kalangan muslim-, meninggalkan teman-temannya yang sedang berkumpul. Di sinilah Mus'ab bertemu dengan Nabi SAW dan muslim-muslim lainnya ketika itu, tanpa diketahui oleh orang-orang Quraish. Disinilah dimana Mus'ab mendengar Rasulullah berbicara tentang masa depan islam, mendengar ayat-ayat quran dan solat di belakang Rasulullah SAW. 

Malam itu,, Mus'ab duduk bersama muslim lainnya, mendengarkan ayat-ayat quran yang dikumandangkan oleh Rasulullah SAW. Ketika itulah, Mus'ab lupa akan kesenangan hidup di dunia, menemukan kunci kebahagiaan abadi. 

Perjalanan Mus'ab dalam memeluk islam tidaklah mudah. Ibunya yang bernama Khunnas binti Maalik adalah penentang utama akan keyakinan barunya ini. Untuk menghindari pertengkaran, maka Mus'ab mula-mula tidak memberi tahu ibunya bahwa dia telah memeluk islam. Tetapi, melalui pembicaraan orang-orang yang sering melihat Mus'ab mengunjungi Daar Al-Arqam akhirnya ibunya pun mengetahui bahwa Mus'ab telah menjadi muslim. Ibunya yang terkenal sebagai seorang penyembah berhala yang kukuh memerintah Mus'ab untuk kembali ke agama berhala dan bertaubat, meninggalkan islam. Mus'ab menolak dan akhirnya dikunci di salah satu sudut rumah itu. 

Berita bahwa kaum muslim hijrah ke Habsyah sampai ke telinga Mus'ab. Rindu akan bertemu dengan saudara-saudara seagamanya, Mus'ab pun melarikan diri dari ibunya dan penjaga-penjaganya, kemudian bergabung dengan muslimin yang pindah ke Habsyah. Tak lama kemudian, Mus'ab pulang ke Makkah untuk hijrah kedua kalinya bersama Rasulullah SAW ke Yasthrib. Ketika Mus'ab pulang dari Habsyah, Ibunya berusaha memenjarakan Mus'ab. Tetapi Mus'ab bersumpah akan membunuh siapa yang akan berusaha menangkap dan mempenjarakannya. 

Tahu akan keras dan teguhnya pendirian anaknya, Ibunya berikrar sambil bahwa Mus'ab tidak diakui lagi menjadi anaknya. “Pergi, kamu bukan anakku lagi.” Pada saat itu Mus'ab berkata pada ibunya, "Oh Ibu, aku ingin menasihatimu dan sesungguhnya hatiku menyayangimu, ibu bersaksilah bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusanNya. Dengan muka merah padam ibunya bersumpah "Demi bintang-bintang, aku tak akan pernah masuk ke dalam agamamu, merendahkan martabatku dan dan melemahkan pikiranku!" 

Mus'ab memasuki islam dengan sebenar-benarnya, mengikuti firmah Allah dalam Alquran yang berkata: udkhuluu fi silmi kaafah (Masukilah islam dengan sempurna/kaffah). Tiada lagi kemewahan pada dirinya, bajunya sederhana, makanan seadanya, dan tanah adalah tempat tidurnya. Suatu hari, Mus'ab pergi untuk bertemu beberapa muslim. Ketika itu mereka sedang duduk bersama Nabi SAW. Ketika mereka melihat Mus'ab, mereka menundukkan kepala sambil menangis diam-diam. Ingatan mereka kembali kepada seorang anak muda yang dulunya anak kesayangan sang ibu, dapat meminta apa saja keinginannya.Pakaian mewahnya dulu kini telah berganti dengan pakaian sederhana yang penuh tambalan, yang hampir saja tak mencukupi badannya. Ketika Mus'ab pergi meninggalkan majlis itu, Nabi SAW mengatakan: Aku lihat Mus'ab, dan sungguh tidak ada anak muda di Makkah yang lebih berpunya daripada ia. Tetapi semua kemewahan itu dia tinggalkan demi cintanya kepada Allah dan nabiNya.” 

Melihat perilakunya yang baik dan kesabarannya yang tinggi, Nabi Muhammad SAW menyuruh Mus'ab untuk pergi ke Yastrib untuk mengunjungi orang-orang yang telah melakukan perjanjian kepada Nabi di Aqabah, menyebarkan islam, dan mempersiapkan kota Yastrib untuk hijrah nabi Muhammad SAW.Padahal ketika itu masih banyak sahabat-sahabat lain yang mempunyai kekuatan dan keberanian. Tetapi, nabi Muhammad SAW tetap memilih Mus'ab untuk pergi ke Yastrib. Selama di Yastrib, Mus'ab tinggal sebagai tamu di rumah Sa'ad Ibn Zurarah dari suku Khazraj. Bersama-sama mereka mengunjungi penduduk Yathrib, menjelaskan ajaran tauhid dan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. 

Suatu ketika, Mus'ab dan Sa'ad duduk di dekat sumur di daerah bani Zafar. Kemudian mereka didekati oleh Usayd Ibn Khudayr dengan muka merah padam dan tombak ditangan. Sa'ad berbisik kepada Mus'ab: “Dialah pemimpin kaum ini. Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah padanya.” Mus'ab menjawab dengan tenang: “Jika dia mahu duduk, barulah aku akan berbicara dengannya.” Usayd sangat marah kerana Mus'ab telah berhasil menyebarkan islam dengan terus bertambahnya penduduk Yastrib yang memeluk islam. Usayd berteriak: “Kenapa kamu berdua datang kepada kami dan mempengaruhi kaum yang lemah diantara kami? Jauhi kamu jika kamu masih ingin hidup.” Mus'ab tersenyum dan berkata"Tidak maukah kamu duduk dan mendengarkan apa yang akan kami sampaikan? Jika kamu tidak menyukai apa yang akan kami sampaikan, kami akan berhenti dan pergi".
Usayd memutuskan untuk duduk dan mendengar apa yang Mus'ab ingin sampaikan. Mus'ab mulai menerangkan mengenai Islam dan melantunkan sebagian dari Qura’an. Seketika ekspresi muka Usayd berubah. Kata pertama yang diucapkannya adalah: "Betapa indahnya ayat-ayat ini dan betapa benarnya kandungannya, bagaimana caranya memasuki agama ini?" Mus'ab berkata: "Mandilah, bersihkan dirimu dan pakaianmu. Kemudian ucapkanlah shahadat dan laksanakanlah shalat." Usayd pun bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusanNya. Kemudian ia shalat dua rakaat. 

Keislamaan Usayd inipun diikuti seorang pemimpin berpengaruh lainnya yaitu Sa'ad ibn Muaadh. Saat Nabi SAW hijrah, tidak satu rumahpun di Yastrib yang belum dikunjungi Mus'ab untuk menyampaikan islam. Pada hijrah berikutnya, Mus'ab membawa 70 orang msulim dari Yastrib untuk mengadakan perjanjian mendukung nabi Muhammad SAW. 

Setelah pasukan muslimin menang pada perang Badar, kaum muslimin menangkap beberapa kaum kafir mekkah dan meminta tebusan akan mereka. Ketika Mus'ab melewati para tawanan ini, dia melihat abang kandungnya yang bernama Abu Aziz ibn Umayr. Mus'ab sama sekali tidak berusaha membebaskan abangnya, tetapi ia menyuruh agar abangnya itu diikat dengan erat sambil berkata: "Ibunya adalah seorang yang kaya dan akan memberi tebusan yang banyak, jagalah ia". Ketika itu abangnya mengingatkan Mus'ab bahwa dia adalah abang kandungnya. Mus'ab menjawab : "Yang kuakui sebagai persaudaraan adalah persaudaraan dalam islam, laki-laki ini adalah saudaraku, bukan kamu!" 

Ketika perang uhud terjadi, Mus'ab dipilih untuk membawa tiang bendera perang. Ketika pasukan pemanah meninggalkan bukit yang menjadi pengkalannya (melanggar perintah nabi), maka kaum kafir Mekkah menyerang balik dan berusaha membunuh Nabi Muhammad SAW yang ketika itu dilindungi oleh beberapa sahabat. 

Seketika ada sebuah teriakan yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat. Pada ketika itulah titik kemuliaan hidup Mus'ab mencapai puncak. Ibrahim ibn Muhammad, saudara dari keluarga ayahnya, berkata; Mus'ab ibn 'Umair membawa tiang bendera perang ketika perang Uhud. Disaat pasukan muslimin berpecah-belah, Dia berdiri dengan tegap sampai ketika ia bertemu Ibn Qaami'ah yang seorang panglima pasukan kafir Mekkah. Ibn Qaami'ah kemudiah memukul dan memotong tangan kanan Mus'ab tetap dengan teguh memegang bendera dengan tangan kirinya sambil berkata "Dan sungguh Muhammad SAW itu adalah seorang nabi, dan Nabi-nabi telah meninggal sebelumku". Kemudian Ibn Qaami'ah memutuskan tangan kiri Mus'ab. Mus'ab tetap menegakkan bendera perang dengan lengan atas dan dadanya sambil berkata "Dan sungguh Muhammad SAW itu adalah seorang nabi, dan Nabi-nabi telah meningal sebelumku". Kemudian datang prajurit kafir ketiga yang menghujamkan tombaknya ke dada Mus'ab.
Setelah Perang Uhud berakhir, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat kembali ke bukit uhud untuk menguburkan syuhada-syuhada yang gugur, yang sebagian mayatnya sudah dirusak wanita-wanita quraisy yang mencuri barang mereka. Nabi Muhammad SAW berhenti sejenak ketika beliau melihat jenazah Mus'ab dan berkata: Diantara orang-orang yang beriman ada mereka yang setia dengan janjinya dengan Allah. Kemudian Rasul SAW memandang ke jenazah-jenazah para syuhada dan berkata: Sesungguhnya nabi Allah ini bersaksi bahwa mereka adalah syuhada Allah pada hari Kebangkitan nanti. 

Ketika itu tidak cukup kain yang tersedia sebagai kain kafan untuk Mus'ab. Khabbab ibn Al-Arat menceritakan: Kami berhijrah mengikuti nabi hanya kerana Allah, maka akan kami terima balasannya dari Allah. Sebagian dari kami meninggal tanpa menikmati balasan apapun di dunia ini. dan salah satunya adalah Mus'ab ibn Umair, yang terbunuh pada perang Uhud. Dia tidak meninggalkan apa-apa kecuali sebuah kain wool yang sudah cabik-cabik. Jika kami tutupi kakinya dengan kain ini, maka kepalanya tidak tertutupi. Rasulullah SAW kemudian menyuruh kami menutupi kepalanya dengan kain tersebut dan menaruh rumput jeruk di atas kakinya 

Ingatan tentang Mus'ab dalam kuburnyalah yang menyebabkan sahabat seperti Abdur Rahmaan ibn Auf untuk menangis kerana takut tidak mendapat bahagiannya di hari akhirat kerana telah mendapat banyak nikmat dan kemudahan di dunia ini. Suatu ketika, pembantunya membawakannya makanan untuk berbuka puasa dan ibn Auf menangis, memngingat Mus'ab yagn sudah meninggal tanpa dapat merasakan nikmat dunia, melainkan mendapatkan kenikmatan abadi di Alam Baqa.

Selasa, 08 Februari 2011

Download



Tarjemahan kitab-kitab rujukan
1. Syarkh arba’in an nawawi [ ibni daqiqil 'ied ].Dowload
2. Al kabair [ Imam adz dzahabi ]. Download
3. Muhtarot iqtidhou shirotol mustaqim [ syaikh Ibnu taimiyah ]. Download
4. Syarkh aqidah wasitiyah [ ibnu taimiyah ]. Download
5. Kitab tauhid [ syaikh Muhammad bin abdul wahhab ]. Download 
6. Aqidah salaf ashabul hadist. Download


 Buku-buku Ibnul qoyyim
7. Jangan Dekati Zina. Download
8. Mawaridul Aman. Download
9. [Ibn Taimiyah] Hijab & Pakaian Muslimah dalam Shalat. Download
10. [Ibn Taimiyah] Kaidah Ahlu Sunnah wal Jama’ah [3.6 MB |. Download
11. Bekal Menuju Akhirat {Zaadul Ma’ad} [23.4 MB]. Download
12. Kunci Kebahagiaan {Miftahu Dar as-Sa’adah} [2.8 MB]. Download
13. Manajemen Qalbu, Menyelamatkan Hati dari Tipu Daya Setan {Mawaridul Aman al-Muntaqa min Ighasatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan} [2.6 MB]. Download Jilid 1 [6 MB]. Download
14. Panduan Hukum-hukum Islam {I’lamul Muwaqqiin} [48.5 MB]. Download
15. Noktah-Noktah Hitam Senandung Setan [24.8 MB]. Download
16. Pendakian Menuju Allah {Madarijus Salikin} [26 MB]. Download
17. Tafsir Ibnu Qayyim (Ayat-ayat Pilihan), bag. 1 [44 MB]. Download
18. Tafsir Ibnu Qayyim (Ayat-ayat Pilihan), bag. 2 [41 MB]. Download
19. Ibnul Qayyim al-Jauziyyah – Tamasya Ke Syurga {Hadi al-Arwah Ila Bilad al-Afrah} [5.7 MB |Download

Tarjamah kitab-kitab aqidah
1. al-Aqidah ath-Thahawiyah, Download
2. Ibnu Abi Hatim – Ushulus Sunnah wa I’tiqad Dien. Download
3. Abu Hasan al-Asy’ari – al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah. Download
4. Abu Muhammad al-Barbahary – Syarhus Sunnah. Download
5. Abu Utsman ash-Shabuni – Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits. Download
6. Ibnu Taimiyah – Kaidah Ahlu Sunnah wal Jama’ah {Qoidatu Ahlussunnah wal Jama’ah} [3.6 MB |Download
7. Muhammad bin Abdul Wahhab – Kitab at-Tauhid [492 KB |Download
8. Muhammad bin Abdul Wahhab – Menyingkap Kebathilan Penentang Tauhid {Kasyfusy Syubuhat} [3.6 MB | Download
9. Muhammad bin Abdul Wahhab – Tiga Landasan Utama {Ushul Tsalasa} [2.2 MB |Download
10. Muhammad bin Ismail ash-Shan’ani – Perbedaan Ulama Salaf & Khalaf Tentang Keabadian Neraka {Raf’ul Astar li Ibthali al-Qailin bi Fana’ an-Nar} [10.4 MB |Download
11. Abdurrahman bin Hasan – Ringkasan Minhajus Sunnah {Mulakhkhas Minhajus Sunnah} [12.3 MB |Download
12. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Qadha dan Qadar {al-Qadha’ wa al-Qadar} [1.3 MB |Download
13. Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani – Syarah Aqidah al-Wasithiyah [68 KB |Download
14. Salman bin Fahd al-Audah – Shifatul Ghuraba, al-Firqatun Najiyah, wa ath-Thaifah al-Manshurah [568 KB | Download
15. Shalih bin Fauzan al-Fauzan – Syarh al-Qawa’id al-Arba’ [2.5 MB |Download
16. Sulaiman bin Nashir bin Abdullah al-Ulwan – Penjelasan 10 Pembatal Keislaman {at-Tibyan Syarhu Nawaqidhil Islam} [4 MB |Download
17. Walid bin Muhammad Nubaih – Syarah Ushulus Sunnah [3.3 MB |Download

 
Terjemahan kitab-kitab tafsir dan syrkh hadist Tafsir
1. Tafsir Ibnu Katsir Juz I Download
2. Tafsir Ibnu Katsir Juz II. Download
3. Tafsir Ibnu Katsir Juz III . Download
4. Tafsir Ibnu Katsir Juz IV. Download
5. Tafsir Ibnu Katsir Juz V. Download
6. Tafsir Ibnu Katsir Juz VI. Download
7. Tafsir Ibnu Katsir Juz VII. Download
8. Tafsir Ibnu Katsir Juz VIII. Download
9. Tafsir Ibnu Katsir Juz 30. Download
10. Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi – Tafsir Jalalain. Download
11. Tibyaan fiiAadaabi HamalatilQuran. Download
12. FiZilalil Quran-Ayat Pilihan. Download
13. Tafsir alFatihah_alBaqarah_juzAma--SyaikhUtsaimin. Download
14. Abdul Muhsin AlQasim Cara Praktis Menghafal Quran. Download
15. Jalaluddin as-Suyuthi – Asbabun Nuzul, Sebab-sebab Turunnya Ayat-ayat al-Quran {Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul} baca
16. Sayyid Quthb – Fi Zhilalil Qur’an [download], Jilid 1 [baca], Jilid 2 [baca], Jilid 5 [baca], Jilid 6 [baca], Jilid 7 [baca], Jilid 8 [baca], Jilid 10 [baca], Jilid 11 [baca], Jilid 12 [baca], Jilid 24 [baca],



Syarkh hadist
1. Fathul Baari Jilid 1. Download
2. Fathul Baari Jilid 2. Download
3. Fathul Baari Jilid 3. Download
4. Riyadus Shalihin1. Download
5. Riyadus Shalihin 2. Download
6. Download Shahih Adabul Mufrad. Download
7. Download Dha’if Adabul Mufrad. Download
8. Download Shahih Sunan Ibnu Majah. Download
9. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah. Download
10. Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu. Download
11. Ringkasan Hadits Imam Bukhari. Download
12. Syarkh shahih muslim jilid 1. Download
13. Shahih Tirmidzi. Download
14. Ringkasan Mukhtasar Shahih Bukhari 1. Download
15. Ringkasan Mukhtasar Shahih Bukhari 2. Download 16. Ringkasan Mukhtasar Shahih Bukhari 3. Download 17. Ringkasan Mukhtasar Shahih Bukhari 4. Download
18. Ringkasan Mukhtasar Shahih Bukhari 5. Download
19. Ringkasan Shahih Muslim 1. Download
20. Ringkasan Shahih Muslim 2. Download
21. Ringkasan Shahih Muslim 3. Download
22. Shahih Sunan Tirmidzi 1. Download
23. Shahih Sunan Tirmidzi 2. Download
24. Shahih Sunan Tirmidzi 3. Download
25. Bulughul Maram 1 ibn Hajar. Download
26. Bulughul_Maram_2. Download
27. Shahih Jami_ash_Shaghir 1 al Albani. Download
28. Shahih At-Targhibwa At-Tarhib. Download
29. Shahih At-Targhib wa At-Tarhib-Kitab Puasa. Download
30. Shahih At-Targhib wa At-Tarhib- Kitab Ikhlash. Download
31. Nashiruddin al-Albani – Shahih Sunan Ibnu Majah, Jilid 1 [7 MB | Download
32. Nashiruddin al-Albani – Shahih Sunan Ibnu Majah, Jilid 2Download

 
Kitab-kitab adzkar dan tazkiyah
1. Ibnu Taimiyah – Kumpulan Do’a dan Dzikir Nabawi {al-Kalimu ath-Thayyib [8.2 MB |Download
2. Abdullah Azzam – Adzkar Mujahidin [522 KB |Download
3. Muhammad bin Shalih al-Munajjid – Dosa-dosa yang Dianggap Biasa [2.6 MB |Download
4. Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani – Kumpulan Do’a dalam al-Qur’an & Sunnah {Hisnul Muslim} [1 MB |Download
5. Umar Sulaiman al-Asyqar – al-Ikhlas [872 KB |Download
6. Ruqyah Syar’iyah (911 kb)Download


Kitab-kitab pernikahan dan tarbiyatul aulad
1. Nashiruddin al-Albani – Cincin Pinangan {Adab az-Zafaf fi as-Sunnah al-Muthahharah} [2.1 MB |Download
2. Bekal Pernikahan. Download
3. 40 nasehat untuk memperbaiki rumah tangga. Download
4. Fiqih Nikah. Download
5. Tatanan Rumah Islami. Download
6. Bekal Pernikahan. Download
7. pendidikan-anak-dalam-islam. Download
8. Ibnul Jauzi – Air Mata Cinta Pembersih Dosa {Bahr al-Dumu. Download
9. Kado Perkawinan (Pasword: yogakeren) (2 MB)Download
10. Nama Indah Untuk Anak (Putra) (150 KB)Download
11. Nama Indah Untuk Anak (Putri) (104 KB)Download

Kitab-kitab fiqih dan sirah
1. Safiyurrahman al-Mubarakfury – Sirah Nabawiyah {al-Rahiq al-Makhtum} [1.5 MB]. Download
2. Sirah Nabawiyah, Ramadhan Al Bhuty, Jilid 1. Download
3. Sayyid Sabiq – Fiqhus Sunnah – Jilid 1 [671 KB]. Download
4. Nashiruddin al-Albani – Haji Nabi [7 MB |Download
5. Nashiruddin al-Albani – Sifat Shalat Nabi [126 KB | Download
6. Nashiruddin al-Albani – Pertanyaan Seputar Shalat Jum’at [4.6 MB |Download
7. Sifat Wudhuk Rasulullah. Download
8. Abdul Ghani al-Maqdisi – ad-Durrah al-Mudhi’ah fi as-Sirah an-Nabawiyyah. Download
9. Ibnu Katsir – al-Bidayah wa an-Nihayah – bab Khulafaur Rasyidin [42.2 MB |Download
10. Ahmad al-Khani – Ringkasan al-Bidayah wan Nihayah {Mukhtashar al-Bidayah wa an-Nihayah} [20 MB |Download
11. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Darah Kebiasaan Wanita {Risalah fi ad-Dima’ ath-Thabi’iyyah lin Nisa’} [392 KB |Download
12. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Ilmu Waris {Tashil al-Faraidh} [10 MB |Download
13. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Prinsip Ilmu Ushul Fiqih {al-Ushul min ‘Ilmil Ushul} [739 KB | Download
14. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin – Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi {Talkhish Ahkam al-Udhhiyah wa adz-Dzakah} [300 KB |Download
15. Nashiruddin al-Albani – Pertanyaan Seputar Shalat Jum’at {al-Ajribatun Nafi’ah ‘an Asilati Lajnati Masjidil Jami’ah} [4.6 MB |Download
16. Nashiruddin al-Albani – Tamamul Minnah fi Ta’liq ‘ala Fiqhus Sunnah – Jilid 1[10.9 MB |Download
17. Jilid 2 [9.4 MB |Download
18. Nashiruddin al-Albani – Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah {Ahkamul Janaiz} [26 MB |Download
19. Umar Sulaiman al-Asyqar – Kisah-kisah Shahih Dalam al-Qur’an dan as-Sunnah [2.1 MB |Download
20. Moenawar Chalil – Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jilid 1 [baca], Jilid 2 [baca], Jilid 3 [baca], Jilid 4 [baca], Jilid 5 [baca], Jilid 6 [baca]


ustadz - ustadz indonesia
@ Buku-buku ust. Hartono ahmad jaiz. Download
@ M Thalib & Irfan S Awwas – Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila [654 KB | Download
@ ZA Maulani – Zionisme Gerakan Menaklukkan Dunia [1.7 MB | Download
@ Firdaus AN – Dosa-dosa Politik Orde Lama dan Orde Baru [16.3 MB]. Download
@ Abu Fatiah al-Adnani – Fitnah dan Petaka Akhir Zaman baca
@ Adian Husaini – Hermeneutika dan Tafsir al-Quranbaca
@ Adian Husaini – Penyesatan Opini: Sebuah Rekayasa Mengubah Citra [baca]
@ Adian Husaini – Wajah Peradaban Barat [baca]

Web rujukan bahasa Arab

- http://www.waqfeya.com/
- saaid.net
- islamway.com
-