Sabtu, 10 Desember 2011

AKIBAT KEBAKHILAN




Kebakhilan memang sebuah penyakit yang sangat berbaya. Ia bisa menyeret pelakukanya pada perbuatan-perbuatan dosa. Dan jika suatu masyarakat sudah terjangkiti sifat bakhil ini, maka akan terjadi perpecahan-perpacahan dan kemalasan kolektif untuk berbuat kebaikan.

Pada tulisan kali ini kita akan membahas akibat kebakhilan dan obatnya. Tujuannya, agar kita membenci kebakhilan dan dapat menjauhinya. Diantara akibat yang akan dialami oleh orang yang bakhil adalah :

Pertama : Menyeret pelakunya terjerumus kedalam berbagai perbuatan dosa. Seseorang yang terkena penyakit bakhil akan menjauh dari berbagai perbuatan baik. Entah perbuatan baik yang kaitannya dengan Allah Ta'ala atau sesama manusia. Sebaliknya ia akan selalu mendekati perbuatan jelek dan menyibukkan diri dengannya. Imam As Syafi'I berkata :

أَنَّ نّفْسَكَ الَتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ، إِنْ لَمْ تُشْغِلُهَا بِالْحَقِّ شَغَلَتْكَ بَالْبَاطِلِ
Sesungguhnya jiwamu yang berasa pada sisimu, jika tidak menyibukkan dirimu dalam kebenaran, kamu akan disibukkan dengan kebatilan. [ dinukil oleh Ibnul qoyyim, Madarijus salikin 3/129 ].

Nabi sallallahu alaihi wasallam juga telah mewanti-wanti pada kita bahwa kebakhilan akan membawa kita pada berbagai perbuatan dosa dan hina. Beliau bersabda :

إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخَلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا

Hendaklah kalian jauhi sifat bakhil, maka sesungguhnya telah celaka orang-orang sebelum kalian dengan kebakhilan : memerintahkan kepada mereka dengan kebakhilan kemudian mereka bakhil, dan memerintahkan kepada merela untuk memutus silaturrahmi kemudian mereka putus, dan memerintahkan kepada mereka dengan perbuatan dosa kemudian ia melakukannya. [ HR. Abu Daud ]

Karena pahamnya Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu tentang akibat kebakhilan ini, ada sebuah riwayat dari Abi Hayyaj al asadi beliau berkata : suatu hari aku berthowaf di baitullah. Kemudian aku melihat seseorang berdo'a : Allahumma qinii syukha nafsi [ ya Allah jagalah diriku dari kebakhilan ] tidak menambah dari itu. Akau katakan kepadanya, kenapa ?. kemudian ia berkata : sesungguhnya jika diriku terjaga dari kekikiran : tidak akan mencuri, berzina, dan perbuatan dosa lainnya. Dan ternyata seseorang tersebut adalah Andurrahman bin 'Auf. [ Dikeluarkan oleh Ibnu jarir dalam Jaami'ul bayan : 228/12/28 ].

Kedua : kakacauan dan kegoncangan jiwa. Terjadinya kegalauan dan kegoncangan disebabkan karena ia telah terjerumus pada perbuatan dosa yang besar maupun yang kecil. Dengan dosa itulah kegoncangan-kegoncangan jiwanya mulai dirasakan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta" [ QS. Toha : 124 ].

Ibnu katsir berkata : "barang siapa berpaling dari peringatanku" maksudnya adalah, menyelisihi-Ku dan apa-apa yang aku turunkan pada rasul-Ku, ia berpaling darinya dan pura-pura lupa dan mengambil selain petunjuknya "maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit". Yaitu di dunia, maka tidak ada ketenangan batin baginya, dan juga tidak ada kelapangan pada dadanya bahkan hatinya sempit sesak karena kesesatannya, walaupun nampaknya ia bernikmat-nikmat dengan pakaian yang ia kehendaki, makanan yang ia inginkan terpenuhi, juga rumah yang indah. Maka sesungguhnya hatinya yang belum mendapatkan petunjuk dan keyakinan akan selalu dalam kegoncangan dan keraguan yang senantiasa menghantuinya. Inilah diantara kehidupan yang sempit. [ Tafsir Ibnu Katsir pada ayat tersebut ].

Ketiga : Adzab yang pedih di akhirat . Kebahilan tidak hanya mengimbas pada kehidupan seseorang di dunia dengan kegoncangan dan ketidak tenangan. Akan tetapi musibah tersebut terus menyiksa pelakunya hingga kenegeri akhirat dengan adzab yang pedih di neraka. Allah Ta'ala berfirman :

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. [ QS. Ali Imaran : 180 ].

Orang-orang yang telah diberi harta dan limpahan karunia oleh Allah Ta'ala kemudian mereka bakhil, tidak mau mengeluarkan kewajiban mengenai harta tersebut, seperti zakat dan lain-lain, adalah sangat tercela. Janganlah sekali-kali kebakhilan itu dianggap baik dan menguntungkan bagi mereka. Harta benda kekayaan akan tetap utuh dan tidak kurang bila dinafkahkan di jalan Allah bahkan akan bertambah dan diberkati. Tetapi kebakhilan itu adalah suatu hal yang buruk dan merugikan mereka sendiri, karena harta yang tidak dinafkahkan itu akan dikalungkan di leher mereka kelak di hari kiamat sebagai azab dan siksaan yang amat berat, sebab harta benda yang dikalungkan itu akan berubah menjadi ular yang melilit mereka dengan kuat. Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعٌ أَقْرَعُ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتِهِ يَعْنِى شِدْقَيْهِ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ

"Barang siapa yang telah diberi Allah harta, kemudian tidak mengeluarkan zakatnya, akan diperlihatkan hartanya berupa ular sawah yang botak, mempunyai dua bintik hitam di atas kedua matanya, lalu dikalungkan kepadanya di hari kiamat nanti. Ular itu membuka rahangnya dan berkata: "Saya ini adalah hartamu saya ini adalah simpananmu". Kemudian Nabi membaca ayat ini. (HR Imam Bukhari dan Nasa'i dari Abu Hurairah)


Keempat : Dijauhkan dari keimanan pada Allah Ta'ala. Kekikiran dan keimanan tidak akan berkumpul dalam jiwa seseorang. Kekiran akan mengikis keimanan seseorang sedkit demi sedikit. Sebaliknya, orang yang gemar berinfaq Allah akan kuatkan keimanannya karena yakin bahwa pahala akan menantinya di akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam :

لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا
 “Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.” [Al-Musnad, karya Ahmad 14/202, no. 8512, dan Shahih Ibni Hiban 8/43, no. 3251. Seorang muhaqqiq mengatakan, “Hadits shahih lighairihi.”].
Iman seseorang yang lemah tidak akan terpanggil untuk menyambut seruan dari setiap penyeru untuk berinfaq dan shadaqah. Bahkah jika dia melihat saudaranya sedang tertimpa musibahpun tidak akan mereka keluarkan hartanya untuk meringankan beban sauranya tersebut. Ia tidak paham bahwa harta yang ia belanjakan untuk kebaikan itulah yang sebenarnya menjadi harta dia yang akan mengikuti sampai akhirat. Dan tidaklah seseorang bakhil, kecuali bakhilnya ia pada dirinya sendiri.
Itulah beberapa musibah yang akan menimpa orang-orang bakhil di dunia dan di akhirat. Dengan mengetahui bahaya bakhil tersebut, kita berusaha untuk menjauhi kebakhilan tersebut. Menjuahi teman-teman yang bakhil dan juga lingkungan yang bakhil karena teman dekat akan sangat mempengaruhi jiwa kita untuk menjadi bakhil.

Tidak cukup hanya mengetahui bahaya bakhil, tetapi juga berusaha untuk mengobati penyakit ini agar tidak menjangkiti diri kita, keluarga dan juga masyarakat kita.

Dengan melihat berbagai kehancuran yang akan dialami oleh orang yang bakhil di dunia dan akhirat, yakin terhadap janji Allah terhadap pahala yang akan didapatkan, serta mebaca kisah orang-orang yang telah menginfakkan sebagian besar harta mereka untuk perjuangan islam, insyaAllah diri kita terhindar dari sifat bakhil.

Disamping berusaha, kita juga harus berdo'a agar dijauhkan dari kebakhilan. Diantara do'a yang diajarkan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam adalah :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari penakut, aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan ke usia yang terhina, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur. [ HR. Bukhari dalam Fathul Baari: 6/35 ].
Kita harus tahu bahwa para malaikat mendo'akan agar rizki seorang diganti Allah dengan melimpah pada saat pagi dan sore hari. Sebaliknya, para malaikat akan mendo'akan orang-orang bakhil dengan kehancuran pada setiap pagi dan sore hari. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
ماَ مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ اْلعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا اَللّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ اَللّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

"Tiada suatu hari pada hamba-hamba Allah kecuali dua malaikat turun , seraya berdoa : Wahai Allah berilah para penderma keberhasilan , dan malaikat yang kedua berkata : Wahai Allah , berilah orang yang menahan hartanya ( kikir ) kehancuran " . ( HR. Al Bukhari )
Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam melakukan kebaikan, melapangkan dada kita untuk berinfaq dan menjauhkan kita dari kebakhilan. Tidaklah seseorang dimudahkan dalam berinfaq kecuali atas kehendak-Nya, dan tidak ada yang disempitkan karena kebakhilan kecuali atas kehendak-Nya. [ Amru ].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar