Sabtu, 10 Desember 2011

JAUHI GAYA HIDUP BOROS



Ciri masyarakat modern adalah mudahnya setiap orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka. Munculnya HP sehingga memudahkan seseorang untuk berhubungan dengan keluarga dan teman yang berjauhan. Bertebarannya berbagai kendaraan sehingga memudahkan para penggunanya untuk bepergian. Serta munculnya berbagai pusat-pusat perbelanjaan yang buka hampir 24 jam lengkap dengan barang-barang kebutuhan kita.

Dibalik kemudahan-kemudahan yang ada ternyata memiliki dampak negatif yang juga tidak sedikit. Mulai dari gaya hidup yang sangat konsumtif, materialistis dan bahkan gaya hidup boros. Uang belanja yang sebenarnya tidak sedikit habis dan bahkan kurang untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak sedikit diantara kita yang kadang sampai berhutang karena uang belanja yang selalu kurang pada setiap bulannya. 


Dari sinilah kita harus berlatih untuk hidup hemat dan tidak boros. Karena islam juga membenci gaya hidup boros. Gaya hidup boros adalah temannya setan. Seseorang dianggap boros atau isyrof [ berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta ] atau juga tabdzir jika ia membelanjakan harta secara berlebihan untuk makan, minum, pakaian dan tempat tinggal, serta kecendrungan-kecenderungan manusia terhadap kenikatan dunia. 

Tabdzir adalah jika seseorang membeli makanan yang harganya mahal, membeli pakaian dengan harga jutaan, serta membangun rumah dengan biaya milyaran dan tidaklah ia membangunnya kecuali untuk dipamerkan dan dibanggakan. Diceritakan pada semua orang bahwa saya adalah orang kaya. Memiliki jam dari paris, baju dari Amerika, dan bahkan batu-bata rumahnya di impor dari Singapura. Inilah orang yang isyrof dan melampaui batas dalam membelanjakan hartanya.
Allah Ta'ala berfirman dalam alqur'an tentang hal ini :

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.”
Mujahid mengatakan, “Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Seandainya seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan).”
Qotadah mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8/474-475).
Jelaslah dari pemaparan di atas bahwa membelanjakan harta untuk kesombongan, bermegah-megah dan untuk sesatu yang tidak bermanfaat adalah bentuk tabdzir yang dilarang agama.

Tips agar tidak boros
Ada beberapa tips agar kita bisa hidup hemat dan tidak tabdzir. Tentunya sangat terkait dengan keinginan seseorang untuk tidak boros dalam kehidupannya. Jika keinginannya lemah dan tidak mau menjalankan tips-tips ini, maka tidak ada gunanya pemaparan ini. Tetapi jika kita memiliki keinginan yang kuat insyaallah sangat bermanfaat bagi kita. Diantara tips tersebut antara lain ;

Pertama ; Adakan perencanaan keuangan yang matang. Perencanaan keuangan akan menjadikan seseorang berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Ia tidak akan membeli kecuali hal-hal yang telah ia rencanakan. 

Seorang ibu rumah tangga yang mendapatkan gaji pas-pasan dan bahkan cenderung kurang, jika di atur keuangannya akan menjadi cukup dan bahkan bisa menabung setiap bulannya.  Dan sungguh berbeda dengan seorang ibu rumah tangga yang tidak mempunyai perencanaan keungan yang baik, senang untuk berbelanja hal-hal yang kurang penting. Ibu rumah tangga yang seperti ini akan selalu kurang dengan gaji yang diberikan oleh sang suami. Setiap hari terjadi percekcokan antara suami dan istri karena istri yang selalu minta tambah gaji karena tidak bisa mengelola keuangan keluarga.

Termasuk jika anda ingin berbelanja ke pasar atau supermarket, tulislah apa yang harus dibeli secara mendetail. Jika tidak, kita bisa secara sembrono membeli hal-hal yang tidak kita perlukan karena terpesona dengan tampilan dan iklan suatu barang.

Maka jikalau ingin menjadi orang yang hemat, selalu adakan perencanaan yang matang dalam segala hal. Semakin mendetail/rinci maka semakin besar pula peluang untuk sukses dalam penghematan ini. Termasuk untuk hal-hal yang sederhana atau yang biasa dianggap sepele. Biasakanlah sebelum belanja tulis dengan baik dan jelas barang yang harus dibeli dan anggaran yang harus disediakan, begitu pula dalam belanja bulanan, rumah tangga yang terbiasa mengadakan perencanaan, selain lebih hemat juga bisa mengadakan antisipasi terhadap kekurangan biaya belanja, bahkan anak-anak pun sudah bisa dilatih mulai dari kecil dengan cara uang jajannya bisa diberikan mingguan atau bahkan bulanan, sehingga sang anak sudah biasa membuat perencanaan pengeluarannya, dan hal ini akan sangat membantu dalam hal efisiensi.

Hanya saja harus juga dianggarkan dengan jelas biaya sedekah sebagai investasi penting untuk penolak bala dan bencana, pengundang rezeki yang lebih berkah. Jangan sampai keinginan hemat menjadi kekikiran dalam kebaikan.

Kedua : kendalikan nafsu. Setiap orang memang senang hidup bermewah-mewah. Sepatu yang mahal, baju yang serba wah dan mahal, rumah yang mewah serta perabotan rumah tangga yang serba mahal. Jika ia menginginkan mobilpun juga dipilih mobil yang paling mahal agar tampilannya lebih keren. Orang-orang model demikian ini adalah orang yang hanya mengejar gengsi dengan begelimang pada kemewahan. Mereka adalah orang yang telah menjadi korban mode dan zaman. Semuanya ini dikarenakan lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan mereka tentang tujuan kehidupan ini.

Televisi dan berbagai media telah mengajari dan membentuk pemikiran masyarakat kita untuk hidup glamour dan bermewah-mewah. Tidak sedikit diantara mereka yang berfikir tidak realistis dengan kondisi mereka sekarang. Hal inilah yang menyebabkan ketidak jujuran serta kejahatan menyebar pada masyarakat kita. 

Belum lagi perasaan gengsi yang menjangkiti masyarakat. Mereka rela pontang panting hutang sana-sini untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak mereka sanggupi. Tentu saja hal ini tidak akan memberikan ketenangan pada mereka karena mereka mempertahankan gengsi lewat berhutang.

Orang orang yang senang untuk membanggakan diri dengan apa yang ia miliki sangat dibenci islam. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barang siapa yang memakai pakaian kebanggaan di dunia, Allah akan memakaikan pakaian kehinaan pada hari kiamat. [ HR. Abu Daud. 4012, An Nasa'I Sunanil kubro. 5/460. Ibnu Majah. 3606. Ahmad Musnad 2/92 ].

Keinginan selalu ingin tampil trendy dan gengsi juga harus di buang dari diri kita. Rasa gengsian dan ingin pamer merupakan ladang bisnis bagi para pengusaha dalam menjebak konsumen. Konsumen ditawarkan berbagai jenis produk yang mereknya terkenal, harganya mahal dengan kualitas yang mantap. 

Atau keinginan untuk menjadi yang pertama dan yang terbaru. Hati-hati dengan keinginan untuk selalu menjadi pemakai yang pertama, karena biasanya harga barang yang baru seperti handphone lebih mahal ketimbang harga setelah setahun atau lebih. Sebenarnya kita tidak perlu selalu gonta-ganti handphone selama masih bisa dipakai dan baik kondisinya.
Atau hobi yang membutuhkan biaya mahal seperti mengoleksi perhiasan, mobil-mobol mewah dan juga modifikasi motor dengan biaya mahal, wisata kuliner atau memelihara bainatang piaraan yang tidak begitu manfaat. semuanya harus dihentikan. Mulailah bisa menahan keinginan yang tidak begitu penting. Karena semua harta yang kita salurkan akan dipertanyakan oleh Allah di akhirat.

Ketiga ; malas bekerja. Malas adalah penyakit yang sangat dibenci islam. Jangan anggap bahwa orang yang tidak pergi dari rumah untuk bekerja dianggap belih irit. Sama sakali tidak. Bahkan ia akan menghabiskan anggaran karena ia juga butuh makan, minum dan kebutuhan lainnya yang pasti membutuhkan biaya. 

Imam Ibnu Mas'ud berkata tentang orang yang nganggur dari kehidupan dunia dan akhirat dalam perkataan beliau :

اِنِّى لاَبْغَضُ الرَّجُلَ اَنْ َارَاهُ فَاِرغًا مِنْ عَمَلِ الدُّنْيَا وَ لاَ مِنْ عَمَلِ الاَخِرَةِ
Sungguh saya sangat membenci seseorang yang saya lihat kosong dari pekerjaan dunia dan amalan akherat". [Musnad Imam Ahmad ]. 

Itulah beberapa tips untuk menjauhi hidup boros. Bagi yang menjalankan insyaAllah akan terjauhkan darinya. Tetapi semangat untuk hemat bukan berarti kita bakhil dan pelit untuk berinfaq dan bershadaqah, karena hakekatnya infaq dan shadaqah adalah investasi kita di akhirat. Hidup hemat bukan berarti pelit, tetapi bagaimana bisa memanaj keuangan secara baik, menggunakannya pada jalan kebenaran serta semangat untuk berkarya untuk kehidupan dunia dan akhiratnya. [ Amru ]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar