Add caption |
Kerasnya hati ini tidak ada penyebab lain kecuali karena
maksiat seseorang pada Allah Ta'ala. Semakin seseorang berbuat dosa, maka
semakin jauh dirinya dari Allah Ta'ala. Sedang semakin jauhnya ia dari Allah
Ta'ala diharamkan kepadanya berbagai kenikmatan dunia dan akhirat termasuk
menangis karena-Nya.
Dan
jika dosa sudah menumpuk, ia seperti kotoran yang sulit dibersihkan lagi karena
telah menyatu dengan pakaian kita. Inilah yang disebut oleh Rasulullah dalam
hadistnya ;
إِنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ
فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ مِنْهَا قَلْبُهُ فَإِنْ عَادَ
رَانَتْ حَتَّى يُغْلَقَ بِهَا قَلْبُهُ فَذَاكَ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ فِى كِتَابِهِ (كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ)
"Sesunggunya bila seorang mukmi melakukan suatu dosa, maka dosa itu menjadi satu titik hitam di hatinya. Bila ia bertaubat, berhenti dan beristrighfar, maka hatinya akan kembali cemerlang. Akan tetapi bila ia mengulanng kembali, maka hatinya akan berkerak, hingga (suatu saat hatinya akan tetutup dengannya. Itulah yang Allah Azza wa Jalla sebutkan dalam kitab-Nya: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu telah menutup hati mereka." Riwayat Ahmad, At Tirmizy, Al Hakim, Al Baihaqy dan dihasankan oleh Al Albani.
Pengaruh
maksiat pada hati
Maksiat
sangat memberi pengaruh pada hati. Hati yang hitam dan membatu akan memancarkan
dari wajah dan matanya ketidak tenangan dalam hidup. Sebaliknya, hati yang
lembut dan dekat dengan Allah Ta'ala akan memancarkan ketenangan pada wajah dan
matanya. Sehingga sangat mudah untuk menangis karena teringat dosa dan
sentuhan-sentuhan ayat-ayat-Nya.
Diantara
pengaruh dosa terhadap hati seseorang adalah ;
Pertama
: Hati menjadi keras. Kerasnya
hati akan menjadikan pelakunya hidup dalam kesengsaraan dunia dan akhirat.
Walau kenikmatan dunia ia rasakan, ia tidak akan puas dengan yang ia nikmati.
Kita memohon pada Allah dari kerasnya hati tersebut.
Syaikh
As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa kerasnya hati ini termasuk hukuman
paling parah yang menimpa manusia (akibat dosanya). Ayat-ayat dan peringatan
tidak lagi bermanfaat baginya. Dia tidak merasa takut melakukan kejelekan, dan
tidak terpacu melakukan kebaikan, sehingga petunjuk (ilmu) yang sampai
kepadanya bukannya menambah baik justru semakin menambah buruk keadaannya
(lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 225)
Diantara
penyebab kerasnya hati adalah banyak tertawa. Orang yang banyak tertawa pasti
akan jarang menangis. Hingga saat ayat dan peringatan diperdengarkan pada
mereka, malah mereka gunakan ayat tersebut sebagai senda guarau dan main-main.
Padahal seseorang yang imannya baik tidak mungkin menjadikan ayat-ayat Allah
sebagai senda gurau.
Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadistnya ;
وَلَا
تُكْثِرْ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
Dan
janganlah memperbanyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa dapat
mematikan hati. [ HR. Ahmad 8034, Tirmidzi 2305, Ibnu Majah 4217, dan di
shahihkan dalam silsilah as shahihah no. 506, 927, 2046 ].
Penyebab
lainnya adalah bergaul dengan orang-orang yang buruk perangainya. Teman dekat
itu akan sangat mempengaruhi akhlaq seseorang. Maka jika seseorang berteman
dengan orang-orang yang lalai dan para hali maksiat, maka kejelekan temannya
itu akan menular padanya. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam memberikan
gambaran yang indah tentang hal ini dalam hadist ;
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ
كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ
الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ
يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman)
dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan
pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk
olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman
dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus
terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR.
Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)
Penyebab kerasnya hati ini disimpulkan oleh , .
Kedua
: Menggelapkan hati. Kegelapan
hati ini adalah kegelapan yang tidak bisa melihat mana yang benar dan mana yang
salah. Ia hidup seperti di malam gelap gulita tanpa penerang. Sehingga Allah
Ta'ala mengharamkan tangisan pada hati yang gelap ini.
Ketaatan
berbentuk apapun adalah cahaya, sedangkan kemaksiatan adalah kegelapan hati dan
kegelapan di hari akhir nanti. Ketika hatinya sudah gelap, maka akan naik pada
kelopak mata. Matanya menjadi liar dan liarnya mata akan sangat mempengaruhi
wajah seseorang hingga menjadikannya pada kondisi yang sangat buruk. Betapa jelek
dan najisnya kemaksiatan itu.
Abdullah
bin Abbas ra berkata, ;
إِنّّ لِلْحَسَنَةِ
ضِيَاءٌ فِى الْوَجْهِ وَنُوْرًا فِى الْقَلْبِ وَسِعَّةً فِى الرِّزْقِ وَقُوَّةً
فِى الْبَدَنِ وَمَحَبَّةً فِى قُلُوْبِ الْخَلْقِ وَإِنَّ
لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِى الْوَجْهِ وَظُلْمَةً فِى الْقَلْبِ وَوَهْنًا فِى الْبَدَنِ وَنُقْصًا فِى الرِّزْقِ وَبُغْضَةً فِى قُلُوْبِ
الْخَلْقِ
“Sesungguhnya
kebaikan itu memberikan cahaya pada wajah pelakunya, menjadi pelita bagi hati,
memberi kelapangan rizqi, membentuk kekuatan jasad, dan membuat orang-orang
mencintainya. Adapun sesungguhnya kejahatan itu membuat muka carut marut,
memberi kegelapan dalam hati, kelemahan pada badan, mengurangi pintu rizqi, dan
membuat orang lain membencinya. [ Al-Jawabul
Kaafi. Tunist: Maktabah Darut. 1989 M/1409 H hlm.105-106 ].
Intinya
bahwa seseorang yang hatinya jauh dari kemaksiatan pasti akan Allah baguskan
wajahnya dan lembutkan matanya. Mudah baginya untuk menangis karena dosa dan
peringatan-peringatan dari Allah Ta'ala. Sebaliknya, orang yang banyak masiat
akan Allah hitamkan hatinya dan wajahnya, sehingga kedua matanya tidak akan
bisa menangis karena Allah Ta'ala.
Ketiga : Menutupi hati sehingga lalai terhadap
Allah Ta'ala. Hati
manusia bisa berkarat layaknya besi yang berkarat. Dan jika kemaksiatan semakin
bertambah, karatnya akan semakin tebal. Jika sudah tebal karat tersebut maka
akan menutupi hati. Dan ketika hati sudah tertutupi, hati akan terkunci mati
sehingga tidak berguna lagi peringatan yang datang padanya.
Allah Ta'ala berfirman ;
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى
قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?. [ Qs.
Muhammad : 24 ].
Hati
yang telah terkunci, setan akan menguasainya dan dibuat indah berbagai
kemaksiatan di matanya sehingga sulit baginya untuk menangis karena Allah
Ta'ala.
Adalah
para pendahuku kita yang shalih senantiasa menjaga hatinya dari dosa sehingga
mudah bagi mereka tersentuh dengan ayat-ayat dan mudah menangis karena Allah
Ta'ala. Disamping itu mereka juga senantiasa berdo'a agar dijauhkan dari hati
yang tidak khusu'. Diantara do'a yang diajarkan Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam adalah ;
اللَّّـهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ
لا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ
لَهَا
Ya Allah, aku memohon perlindunganMu dari ilmu
yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk , nafsu yang tidak puas dan doa
yang tidak dikabulkan. [ HR. Muslim ].
Kita
berlindung pada Allah dari penyakit-penyakit hati tersebut. Dan kita juga
berlindung dari hati yang tidak khusu' sehingga sulit untuk manangis karena
dosa dan peringatan dari Allah Ta'ala. [ Amru ].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar